What I Do During Corona? Bab 3

What I Do During Corona? Bab 3 – Senya berguling-guling di ranjangnya. Sedikit merasa bosan, karena hari ini adalah hari minggu. Biasanya setiap hari minggu, orang tuanya akan pergi berbelanja kebutuhan pokok di supermarket. Berbelanja adalah hal yang sangat Senya senangi, tapi semenjak pandemi ia tidak dapat ikut karena kata ibu supermarket merupakan salah satu tempat yang banyak virusnya.

Dia berdiri dan berjalan menuju cermin, lagi-lagi merasa tidak puas dengan pipinya yang tembem. Diikatnya rambutnya yang ikal bergelombang, sambil bertekad ingin menyibukkan diri agar waktu cepat berlalu. Pasalnya tadi ibu berjanji akan membawakan donat favoritnya saat pulang, rasanya kalau berdiam diri terus ia dapat mati menunggu.

Drrt! Drrt! Ponselnya bergetar, ternyata ada sebuah pesan yang masuk. Itu dari ayah, yang minta tolong untuk difotokan sebuah berkas di ruang kerjanya. Gadis itu pun pontang-panting menaiki tangga untuk masuk ke ruang kerja ayah, karena ayah bilang ini adalah file penting.

Dia menarik nafas lega setelah selesai mengirimkan foto file tersebut ke ayah. Dirinya terduduk di kursi untuk mengatur nafas sejenak. Tapi sepertinya itu tidak akan hanya “sejenak” karena sebuah buku di meja kerja ayah menarik perhatiannya. Buku itu terlihat sudah kekuningan.

“Oh!” Senya tersentak, dia ingat ayah pernah menunjukkan buku ini padanya minggu lalu yang dibawa dari rumah nenek. Kalau tidak salah, ini adalah buku favorit ayah saat kecil. Didorong oleh rasa penasaran, perempuan itu pun mulai membaca satu halaman.

Bab pertama, bab kedua, bab ketiga, dan seterusnya. Dia betul-betul ketagihan membaca novel jadul milik ayahnya yang bercerita tentang seorang anak laki-laki yang harus banting tulang di usia dini. Meskipun cerita itu hanyalah fiksi tapi kisahnya yang menyentuh hati menyadarkan Senya betapa masih beruntungnya dia terlahir di keluarga mampu dan juga motivasinya untuk berhemat karena diluar sana ternyata masih ada banyak orang kekurangan.

Baca Juga, Kuy!: Clara and the Dream – Cerita Cita-Cita

Dia baru saja menyelesaikan novel itu ketika dari luar terdengar bunyi klakson mobil, ternyata ayah dan ibu sudah pulang! “Kalian pulang!” Seru Senya kegirangan, membuat ayah dan ibu geleng-geleng kepala sambil tertawa melihat tingkahnya.

“Maafkan kami lama ya, Senya.” Ucap ibu sambil menyodorkan donat favorit anak tunggalnya itu, yang langsung disambar dalam hitungan detik.

“Tidak apa-apa, Bu.” Balas Senya. “Selama dirumah, aku tadi melakukan suatu hal yang bikin aku tidak sadar waktu kok.”

“Oh ya? Apa itu?” Pasangan suami istri itu kompak bertanya. Menyadari itu, keluarga kecil itu pun spontan tertawa.

“Baca buku!” Jawab Senya nyengir.

Ayah mengelus kepala putrinya. “Bagus Senya,” pria yang sudah kepala tiga itu memuji mantap. “Tidak ada kerjaan bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan! Justru saat tidak ada kerjaanlah, waktu bagi kita untuk menambah ilmu! Salah satunya dengan membaca buku.”

Senya balas tersenyum dan mengangguk sambil mengunyah donatnya, telinganya sedikit memerah akibat dipuji. Wah, wah, sepertinya kedepan Senya bakal ketagihan membaca buku nih!

ruang kerja ayah

Baca sebelumnya: What I Do During Corona? Bab 2

Baca selanjutnya: What I Do During Corona? Bab 4

Terima kasih sudah membaca What I Do During Corona? Bab 3😊

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here