what i do during corona bab 2

What I Do During Corona? Bab 2 – Ini dia yang ditunggu-tunggu! Senya sudah mandi dan berpakaian sebagus mungkin untuk pergi menonton film favoritnya yang keluar hari ini di bioskop. Namun moodnya yang bagus itu langsung sirna bak ditiup angin ketika mama berkata, “Kita batal ke bioskop dulu, ya!”

“Tadi kami habis nonton berita di TV, kalau kasus covid-19 kembali melonjak pesat. Papa dan mama pikir akan sangat berbahaya kalau kita pergi sekarang.” Jelas papa sambil mengelus-elus lembut kepalanya.

Kecewa, sih… kecewa. Tapi kalau sudah corona urusannya, apapun usaha Senya membujuk, orang tuanya akan tetap bersikeras. “Baiklah.” Balas gadis berambut ikal sebahu itu murung, dia tak kuasa menahan rasa kecewanya.

Dia mengabaikan permintaan maaf kedua orang tuanya, dan sedikit membanting pintu kamar. Dari rasa kecewa sekarang berubah menjadi amarah. Senya dengan sebal mengambil ponsel dan men-scroll media sosialnya asal-asalan. Tanpa disadarinya, sepucuk air mata terbit dan disusul air mata-air mata berikutnya. Dia mulai menangis.

Beberapa puluh menit berlalu dan sekarang Senya sudah mendingan. Dia sadar kalau tadi dia sudah bersikap tidak sopan pada orang tuanya, padahal orang tuanya tidak punya kewajiban untuk membawa ia ke bioskop, lagipula papa dan mama membatalkan pergi ke bioskop juga karena ingin melindunginya!

“Aku malu sekali untuk meminta maaf.” Kata Senya pada diri sendiri dengan wajah yang memerah, gengsiii!!

Tapi, Senya mengambil tekad. Dia bertekad untuk meminta maaf saat ini juga, karena kalau semakin diundur akan semakin susah baginya untuk meminta maaf kembali. Jangan sampai malah orang tuanya yang mengetuk pintu dan meminta maaf. Merekakan tidak punya salah!

Baca Juga, Kuy!: My Daddy’s an Actor! – Prolog

Saat dirinya sudah memegang gagang pintu, sebuah pesan masuk dari temannya. Ternyata temannya ini menanyakan bagaimana kabar Senya setelah pulang dari bioskop? Ia juga menceritakan panjang lebar tentang sebuah film yang baru ditontonnya. Ini membuat gadis manis itu jadi ikut tertarik untuk menonton film tersebut, dan ternyata film itu bisa ditonton di sebuah aplikasi nonton legal secara gratis!

Ia senang bukan kepalang, cepat-cepat dibukanya pintu dan betapa kagetnya dia melihat papa mamanya baru saja selesai membuat roti kesukaannya. Kedua orang tuanya mendekat, lalu menariknya ke dalam pelukan mereka sambil berkata, “Kami minta maaf ya!”.

Ah… dia benar-benar merasa bersalah. “Aku juga minta maaf, ma! Pa!” Ucapnya dengan suara bergetar.

Tidak butuh waktu lama bagi keluarga kecil itu untuk rukun kembali, mereka lantas meletakkan beberapa makanan dan minuman di meja, memadamkan lampu, dan memutar filmnya, dengan bantuan proyektor jadilah bioskop mini mereka!

Ternyata, punya bioskop kecil di rumah tidak kalah asyik! Mereka bebas mengekspresikan diri, mau ketawa kencang silahkan, mau rebahan juga silahkan! Bebas, karena tidak akan ada yang melarang. Rasanya seperti bioskop milik mereka sendiri dan kedekatan antar keluarga jadi semakin terasa. Ditambah lagi bebas mau nambah makanan dari kulkas tanpa melewatkan sedetikpun filmnya.

Senya tersenyum melihat orang tuanya yang fokus menonton. Ya, menonton film favoritkan bisa esok, seminggu lagi, atau bahkan bertahun-tahun kemudian. Tapi berbeda dengan nyawa, tanpa nyawa apalah artinya film itu? Masih bisakah ditonton? #stayathomeeveryone!

membuat bioskop dirumah

Baca sebelumnya: What I Do During Corona? Bab 1

Baca selanjutnya: What I Do During Corona? Bab 3

What I Do During Corona? Bab 2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here