What I Do During Corona? Bab 4 Senya memandang malas, dia juga sudah berulang kali menghela nafas setiap melihat sarung tangan, celemek, dan masker pada dirinya. Jangan heran apa yang terjadi sekarang, hari ini mereka berencana akan membersihkan seluruh rumah. Sebenarnya bukan masalah sih membersihkan rumah, tapi mama tadi tiba-tiba saja mengusulkan ide membersihkan rumah saat dia sedang asyik-asyiknya membaca dan baru selesai sekolah online, lagi pengen istirahat gitu lho!
Kesalnya makin bertambah ketika melihat mama yang bersenandung riang dengan celemek berwarna merah cerahnya. Seperti tidak peduli pada mood anak gadisnya yang telah berantakan!
Mereka mulai bersih-bersihnya dari gudang tempat barang tak terpakai di halaman belakang. Begitu dibuka, bau pengap gudang yang berisi barang tak terpakai itu merebak keluar dan penampilan gudang itu… bukan main! Senya jadi semakin berantakan moodnya.
“Inilah salah satu hikmah corona, yaitu agar kita bisa punya waktu untuk membersihkan rumah.” Mama tertawa kencang, namun Senya tetap setia memasang wajah kanebo keringnya.
Sebagai orang yang jarang membersihkan rumah dan memang sedang tidak mood mengerjakannya, sudah pasti hasilnya bisa kalian tebak sendiri. Senya berharap mama menotice hal ini dan menyuruhnya berhenti saja. Tapi, mama malah abai saja dan dengan sabar bolak-balik mengajarnya cara bebersih yang benar.
“Maaa, capek! Panas!” Gadis itu kembali mengeluh untuk yang kesekian kalinya. Gudang sudah selesai, tapi ternyata tidak hanya sampai situ, mereka juga harus membersihkan taman.
“Senya kalau mengeluh terus jadi semakin panas, lho!” Mama akhirnya merespon. Namun tidak ada tanda-tanda kejenuhan sedikitpun pada mukanya. Susah juga ya kalau punya mama yang sabaran.
Ring! Ring! Telepon rumah berdering, mama lantas berdiri dan mengangkat telepon. Beberapa menit berlalu, namun mama masih belum nampak batang hidungnya. “Kan! Mama pasti capek juga dan istirahat duluan.” Dia mulai mengomel, kesal.
“Senya, kita istirahat dulu ya!” Panggil mama sambil menenteng dua gelas sirup segar dan sepiring cookies.
Dia sedikit terbatuk, baru saja diomongin mama sudah muncul saja! Jadi merasa bersalahkan? Tapi tanpa disuruh dua kali, gadis bertubuh mungil itu langsung melesat ke kamar mandi, mencuci tangan, dan meminum sirup dalam sekali teguk. “Makasih ya sayang, sudah bantu mama bersihkan rumah hari ini.” Kata wanita cantik itu tiba-tiba, dia tampak sangat menikmati putrinya yang makan dengan lahap.
Senya keselek dan terbatuk, dia paling tidak kuat kalau sudah dipuji!
“Senya pasti capek, mama ngerti.” Mama lanjut bicara lagi sambil mengelus rambut hitam legamnya. “Tapi, apakah kamu tidak merasa puas? Lihat, gudang belakang kita! Sekarang sudah bersihkan? Halaman rumah ini, jadi terasa lebih indahkan? Ini semua berkat Senya dan mama lho, ada campur tangan Senya!”.
Melihat putrinya yang masih memberengut seperti menolak kata-katanya, wanita berambut bob itu menarik sang gadis ke dalam pelukannya. “Putriku, semua pekerjaan di dunia ini akan terasa lebih asyik kalau dinikmati. Fokuslah pada apa kelebihan dan manfaatnya. Cobain deh!”
Mama berdiri. “Nah, sekarang kita lanjut lagi!” Katanya diselingi senyuman, “Saat melakukan sesuatu, istirahat sejenak boleh! Tapi jangan lupa untuk menyelesaikannya.”
Jarum jam hampir menunjuk pukul tujuh malam, mereka sudah menyelesaikan bersih-bersih rumah sejam yang lalu. Sekarang, Senya sedang duduk menghadap jendela depan menunggu Papa sampai rumah. Sambil menunggu, tangannya sibuk mencatat hal-hal yang terjadi hari ini di buku hariannya.
Ternyata benar kata mama, kalau kegiatan membersihkan rumah dinikmati jadi sangat menyenangkan! Meskipun badan Senya dan mama terasa lelah, tapi dia merasakan kepuasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya ketika melihat rumah bersih bersinar! Ditambah lagi, dia sangat menikmati waktu ngobrol penuh dengan mama dan ada banyak pelajaran baru yang didapatnya seperti cara menyapu yang benar, menanam yang baik, juga karena membersihkan rumah itu sangat melelahkan! Dia tidak ingin mengacak-acak rumah lagi.
Deru mobil yang memasuki halaman kembali menyadarkan dirinya, dengan cepat Senya berlari membukakan pintu untuk papa dan alangkah senangnya dia begitu melihat di tangan papa ada donat favoritnya! Begitulah hari ini berakhir, dia bertekad untuk membantu mama beberes rumah lagi ke depan.
Baca sebelumnya: What I Do During Corona? Bab 3
Baca selanjutnya: What I Do During Corona? Bab 5
Terima kasih sudah membaca flash fiction What I Do During Corona? Bab 4