My Daddy’s an Actor! – Prolog
[Aktor populer, George Matthew umumkan adopsi seorang putri]
[Kejutkan dunia, pemain film Can You Find Me? Umumkan adopsi anak]
Dunia tercengang.
Media menggila.
Jutaan kaum hawa patah hati.
Dan jutaan kaum hawa lainnya mulai berhalusinasi.
Tangga pencarian teratas dipenuhi oleh satu nama, yaitu…
George Matthew.
Ini semua dimulai sejak dini hari tadi, ketika agensi yang menaungi aktor top yang memiliki jutaan fans di seluruh dunia tiba-tiba mengumumkan bahwa sang aktor telah mengadopsi seorang anak perempuan.
Dan hanya dalam kurun waktu lima menit, ribuan artikel dimuat di seluruh dunia.
Drrtt! drrtt!
Sebuah bantal melayang saat ponselnya itu kembali bergetar untuk yang ke empat puluh enam kalinya. Meskipun sudah dibuat mode getar tapi itu tetap saja mengganggu. Sepertinya si penelpon orang yang tak mudah menyerah.
“Ah, apaan lagi sih!” keluh George sembari berdiri dari ranjangnya dengan langkah gontai.
Niatnya sih ingin mematikan daya ponsel itu, tapi begitu melihat nama si penelpon George hanya bisa menghela nafas. Sudah diduganya orang ini tak akan tinggal diam saja.
“HEI GILA! APA YANG ADA DI ARTIKEL-ARTIKEL ITU BENAR???” bentak si penelpon sebelum George sempat mengatakan apa pun.
“…”
“WAH, BOCAH INI. JAWAB YA SIALAN ATAU AKU AKAN KERUMAHMU SEKARANG JUGA!”
George mengusap-ngusap wajahnya yang masih mengantuk. “Kau ini kenapa sih? Buat telinga sakit aja, masih jam satu pagi tau,” jawabnya dengan nada malas.
“APA-APAAN?”
“Hei, tenanglah.” George menghela nafas dan memijit-mijit pelan keningnya. “Semua itu benar.”
“…”
“Kau pasti terkejutkan?” lanjutnya dengan tawaan hambar.
“…Akhirnya kau memilih keputusan itu juga ya.” Balas orang dalam telepon itu setelah terdiam sejenak. “Sebegitu susahnya ‘kah melupakan ‘dia’?”
“Tolong jangan ungkit-ungkit ‘dia’, aku hanya merasa ini keputusan yang terbaik.” jawab pria itu dengan ketus, setiap membicarakan ‘dia’ amarah George memang langsung meledak-ledak, dan membuatnya menjadi bad mood.
“Kalau begi-” Tut!
Panggilan diputus secara sepihak, dan George langsung mematikan daya ponselnya sebelum ada puluhan panggilan-panggilan selanjutnya. Dengan terhuyung-huyung, pria tampan nan mapan itu terduduk di sisi ranjang.
Kenapa aku bisa memilih keputusan ini ya? katanya dalam hati. Ah, iya, semuanya ‘kan dimulai dari saat itu…