What I Do During Corona? Bab 1 – Duk! Duk! Tumpukan barang nampak berserakan di dapur, piring-piring juga seperti gunung. Gadis berkepang dua itu memberengut untuk yang kesekian kalinya, huh gagal lagi! Kali ini yang salah, adalah adonannya yang tidak mengembang. Padahal Senya sudah memixernya tiga puluh menit, persis seperti di dalam resep!
“Ya ampun, apa-apaan ini!?” Itu mama yang berdiri di tangga, dia pasti terbangun dari tidur siangnya akibat suara bising gedebak-gedebuk di dapur. Senya tampak takut-takut, tapi sorot mata mama yang tajam menuntun penjelasan itu, membuatnya tak kuasa berdiam diri.
Dia menelan air liur, “Begini, tadi aku lagi bosan waktu lihat ada resep membuat Brownies di internet. Caranya aku pikir cukup mudah, tapi pas dikerjakan ternyata sangat susah!”.
Baca Juga, Kuy!: My Daddy’s an Actor! – Prolog
Mama menghela nafas, “Kamukan belum pernah bikin kue, kenapa tidak nggak ngajak mama dulu?”.
“Aku mau ajak mama kok!” Cepat-cepat ia menjawab, “Tapi waktu aku sampai di kamar, mama lagi tidur pulas di depan laptop, akukan jadi merasa agak bersalah kalau membangunkan mama.”
Wanita kepala tiga itu terdiam sejenak membuat anak gadisnya jadi lebih gugup, kemudian ia menghela nafas lagi, “Baiklah, kalau begitu sekarang kita bikin sama-sama ya!” Ia tersenyum, membuat wajah Senya yang semula lesu jadi semangat lagi. Senya pikir tadi dia bakal dimarahi karena sudah memberantakan rumah dan membuang-buang bahan makanan, tapi ternyata tidak ya! Syukurlah.
Gadis manis berkulit kekuningan itu hendak meraih pengayak tepung, namun mama dengan sigap menariknya ke wastafel untuk mencuci tangan. Kata mama, walaupun brownies ini untuk konsumsi pribadi tapi kehigienisannya harus tetap terjaga!
Semua terasa cepat berlalu, ada hal-hal baru yang Senya pelajari selama membuat brownies itu. Seperti tentang cara memecahkan telur yang benar, tangan tidak boleh berair, bagaimana mengukur takaran, kesabaran dan kegigihan.
Saat akhirnya brownies dimasukkan ke oven, Senya berulang kali mengecek berkembangannya. Dia juga sibuk memperhatikan jam dinding, menanti tiga puluh menit berlalu. Ugh, entah kenapa kalau saat-saat seperti ini waktu terasa berjalan sangat lambat!
Tringgg! Sebuah brownies panggang yang terlihat renyah keluar dari oven. Mata Senya tak henti-henti mengagumi brownies tersebut dan langkahnya senantiasa mengikuti mama yang sibuk meletakkan beberapa potong di piring dan menyajikannya bersama teh manis hangat. Rasanya? Luar biasa!
Baca selanjutnya: What I Do During Corona? Bab 2 #Flashfic
What I Do During Corona? What I Do During Corona?