Di Indonesia, kita bisa melihat sampah dimana saja bahkan di pinggir jalan. Jadi nggak heran kalau Indonesia di tahun 2022 ini mengalami peningkatan sampah menjadi 70 Juta ton. Ini masalah yang serius, mengingat dapat merusak iklim bumi dan menyebabkan banyak penyakit bagi makhluk hidup.
Karena itu sekarang ada banyak aksi pengurangan sampah atau daur ulang sampah. Banyak remaja berpikir tindakan itu hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa, sehingga sering kali abai dengan kondisi sampah di negaranya. Padahal, kita semua baik orang dewasa, remaja bahkan sampai anak-anak sendiri pun bisa ikut andil lho mengurangi sampah di Indonesia. Contohnya ada Amilia Agustin, penerima Apresiasi SATU Indonesia Satu 2010.
Amilia Agustin berumur 18 tahun atau kelas XII ketika membangun komunitas mengelola sampah berbasis sekolah lewat program “Go to Zero Waste School” karena awalnya dia resah melihat onggokan sampah di lingkungan sekolahnya. Amilia dengan yakin berkata, “Semua bisa asalkan kreatif dan konsisten,”.
Tak hanya membangun komunitas peduli lingkungan di usia muda, Amilia yang bersekolah di SMA Negeri 11 Bandung, Jawa Barat juga suka ikut berbagai kegiatan seperti: Kelompok Ilmiah Remaja, Matematika Club, Komunitas Sahabat Kota, Balad Kuring, Kebunku, serta Archipelago.
Dia bahkan juga rajin mengampanyekan pengelolaan sampah kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya. Amilia yang lahir di 20 April 1996, berani mengambil tindakan nyata peduli lingkungan dengan mengajukan proposal program Karya ilmiah Remaja “Go To Zero Waste School” pada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia.
Program itu membuka peluang untuk semua kaum muda yang berusia 12-25 tahun mempraktekkan prinsip-prinsip sosial entrepreneurship, dengan tujuan menciptakan pemimpin di masa datang yang mampu membuat perubahan.
Berkat ide keren itu, Proposal proyek “Go To Zero Waste School” disetujui dengan biaya operasional Rp. 2,5 juta. Proyek pengelolaan sampah ini kemudian dibagi menjadi empat bidang, yaitu untuk sampah anorganic, organic, tetra pak, dan kertas.
Ide program itu awalnya muncul saat sedang mengobrol bersama teman-teman di tahun 2008 dan langsung Amilia realisasikan. ini membuahkan hasil baik bahkan sampai membuatnya mendapat julukan, “Si Ratu Sampah” dan menyebarkan kepedulian lingkungan pada orang muda.
Dari kisah inspiratif Amilia, Kita bisa lihat umur bukanlah penghalang untuk membuat gerakan maju dan merealisasikan keinginan. Seperti Amilia yang berjuang mengurangi penyebaran sampah melalui kampanye dan program, kita pun sebagai sesama remaja juga bisa ikut menyehatkan bumi dengan tindakan-tindakan kecil yang berarti.
Seperti membuang sampah pada tempatnya atau menggunakan produk ramah lingkungan dan terutama ikut serta mengedukasi siapa saja untuk peduli pada penyebaran sampah. Apapun itu, semoga dengan adanya kisah ini para remaja bisa lebih aware pada lingkungan dan sampah. Kemudian membuat usaha nyata dengan berjuang membuat bumi lebih baik.
Yuk, semangat kurangi sampah!
[…] Baca Juga Yuk: Remaja Peduli Lingkungan, Bantu Gerakkan Lainnya Untuk Peduli Lingkungan […]