puisi tentang bullying 3 bait

Puisi tentang bullying 3 bait sampai 8 bait. Hei, Teens! Bullying adalah salah satu isu yang sedang naik-naiknya belakangan ini. Bagaimana tidak? Ada semakin banyak kasus bullying atau perundungan yang tercatat meningkat dari tahun ke tahun.

Perundungan yang dapat dilakukan secara fisik, verbal, atau sosial bukan hal yang sebaiknya dianggap remeh, tapi terus diperhatikan dan dicegah karena itu bisa menimbulkan luka fisik maupun mental bagi korban.

Bahkan setelah lewat puluhan tahun, luka yang disebabkan akibat perundungan seringkali masih terus berdampak pada korban. Makanya lewat contoh puisi tentang bullying berikut ini, kita seperti dibawa ke perjalanan emosional dari korban bullying.

Semua puisi tentang bullying di sekolah berikut ini juga bisa kamu pakai sebagai tugas sekolah secara bebas feel free agar semakin orang yang aware dengan isu perundungan ini. Yuk cek puisi tentang bullying 3 bait sampai 8 bait di bawah ini!

Beberapa Puisi Tentang Bullying 3 Bait Sampai 8 Bait

1. Satu Kalimat

Pertama ada puisi tentang bullying singkat yang hanya berisi satu bait berjudul Satu Kalimat tapi relate sekali.

Isinya:

Satu kata bisa melukai,
Meski di luar tampak baik-baik saja.

2. Tertawa Palsu

Puisi tentang bullying 2 bait ini mungkinkah pernah kamu rasakan? Ikut tertawa getir saat ada yang mengejek dirimu? Ini bisa terjadi di lingkungan kerja maupun sekolah sehingga jadi puisi tentang perundungan di sekolah.

Baca juga, Yuk! 13 Puisi Tentang Cinta Remaja Yang Ngebaperin Banget!

Isinya:

Mereka tertawa, aku ikut pura-pura,
Padahal di dada ada luka lama.

Bibirku tersenyum dengan terpaksa,
Hatiku menjerit dalam diam yang tak biasa.

3. Suara yang Tak Didengar

Biasanya orang yang melakukan perundungan bilang kelakuannya hanya main-main saja seperti isi puisi tentang bullying 3 bait ini. Tapi benarkah begitu?

Isinya:

Aku bersuara tapi tak didengar,
Jeritan hati ditelan gempar.
Mereka berkata “biasa saja”,
Tapi siapa yang bisa menakar luka?

4. Topeng

Saat dirundung, ada yang memilih mengabaikan segalanya dan diam saja membiarkan diri dirundung tanpa adanya perlawanan berharap semua cepat berlalu seperti yang tertuang di sekolah puisi tentang bullying 4 bait ini.

Isinya:

Aku pakai topeng setiap hari,
Agar mereka tak tahu aku rapuh sekali.

Di balik tawa dan cerita lucu,
Ada air mata yang tak pernah tumpah satu pun.

Ketika mereka tertawa mencemooh,
Aku belajar diam, jadi abu.

Bukan karena lemah atau kalah,
Tapi karena lelah melawan arah.

5. Di Balik Nama Julukan

Pernah merasakan namamu dipermainkan dengan alasan main-main atau bercanda? Di puisi tentang bullying 5 bait ini kita sering kali mencoba mengabaikan rasa sakitnya.

Isinya:

Mereka memanggilku dengan julukan,
Yang tak pernah kupilih atau kusetujui.

Seolah itu hiburan tanpa beban,
Tapi bagiku itu belati yang tersembunyi.

Setiap kata menjadi cap,
Menempel kuat di batok kepala.

Meski aku mencoba lepas,
Namaku tenggelam di antara cela.

Aku bertanya dalam hati,
Apakah ini salahku sendiri?
Atau memang mereka lupa,
Bahwa aku juga punya rasa.

6. Ruang Kelas yang Menyiksa

Sekolah bisa jadi tempat yang nyaman untuk meraih mimpi tapi juga menyiksa dan mematikan mimpi saat ada perundung di dalamnya.

Isinya:

Di kelas penuh wajah berseri,
Tapi bagiku ruang ini seperti penjara diri.

Bangku depan jadi panggung hinaan,
Belakang jadi tempat pelarian.

Tak ada tempat aman di sini,
Bahkan guru pun kadang tak peduli.

Bibirku kaku ingin mengadu,
Tapi suara tertahan di tenggorokanku.

Aku hanya ingin belajar,
Tapi kata-kata mereka membakar.

Setiap hari seperti mimpi buruk,
Dan semua orang memilih diam.

7. Surat untuk Pelaku

Di puisi tentang bullying 7 bait ini ada surat dari korban yang pelaku yang mungkin hidupnya sedang baik-baik saja sekarang.

Isinya:

Pernahkah kau berpikir,
Tentang luka yang kau ukir?

Tawa yang kau banggakan,
Adalah pedih yang kau tinggalkan.

Aku bukan boneka diam,
Yang bisa kau injak tanpa perlawanan.

Aku manusia dengan hati,
Yang kau retakkan perlahan hari demi hari.

Mungkin kau tak sadar,
Tapi aku menyimpan luka lebar.

Dan meski aku mencoba tegar,
Hatiku penuh bekas yang sukar.

Baca juga, Yuk! 15 Puisi Tentang Remaja Yang Relate Banget!

Namun kini aku ingin bicara,
Tentang kekuatan yang ku usaha.
Bahwa aku tak akan selamanya diam,
Karena suaraku layak untuk disimak.

8. Dari Luka Jadi Cahaya

Ada korban perundungan yang terus berlarut dalam kesedihannya, tapi alangkah baiknya seperti di puisi tentang bullying 8 bait kita bangkit kembali jadi versi terbaik diri kita (sekaligus sebagai pembuktian).

Isinya:

Dulu aku diam di sudut ruangan,
Menyeka air mata penuh tekanan.
Setiap ejekan menusuk dalam,
Setiap tawa jadi jerat yang kejam.

Namun hari berganti perlahan,
Aku belajar berdiri tanpa bantuan.
Kata-kata kalian tak lagi menghancurkan,
Karena aku tahu siapa diriku sebenarnya.

Kini aku berbicara lantang,
Untuk mereka yang disakiti tanpa perang.
Agar tak ada lagi hati yang luka,
Karena kata bisa jadi senjata.

Kalian mungkin tak paham,
Bagaimana kata membentuk malam.
Tapi aku kini menyalakan cahaya,
Dari luka yang pernah kurasa.

Bukan untuk balas dendam,
Tapi untuk mereka yang hampir tenggelam.
Agar tahu, meski disakiti diam-diam,
Kita bisa sembuh dan tumbuh dalam damai yang dalam.

9. Tatapan Mereka

Masih ada lagi puisi tentang bullying 1 bait yang bisa menggambarkan emosi secara nyata dalam tulisan sederhana.

Isinya:

Mereka tak berkata apa-apa,
Tapi tatapannya menampar jiwa.

10. Kepalaku Penuh Nama

Sekitar dua bait, pernahkah kamu mengalami apa yang dialami puisi tentang bullying pendek ini?

Isinya:

Namaku hilang di antara olokan,
Kini aku cuma sebutan ejekan.

Setiap panggilan tak lagi ramah,
Hanya luka yang diam-diam basah.

11. Mereka Bilang Bercanda

Judul puisi ini sering kali jadi alasan template hampir semua pelaku bullying yang ngakunya hanya bercanda tapi berujung maut. Bukankah dari salah satu contoh puisi tentang bullying di sekolah kita belajar hati-hati dalam bercanda?

Isinya:

Mereka bilang itu hanya lelucon,
Tapi kenapa hatiku seperti dihancurkan?
Tertawa mereka, tangisku yang ditahan.

Setiap hari adalah latihan,
Berpura-pura kuat, padahal hancur perlahan.
Andai mereka tahu rasanya bertahan.

12. Bersembunyi

Perundungan puisi tentang bullying yang menggambarkan rasa takut sang korban sampai ingin menyembunyikan dirinya.

Isinya:

Aku sembunyi di balik diam,
Karena suara hanya mengundang amarah.
Tak bisa bicara tanpa takut,
Karena kata-kata mereka terlalu tajam.

Tak ada tempat untuk jujur,
Hanya selimut yang tahu segalanya.
Malam jadi tempat pelarian,
Pagi adalah siksaan yang berulang.

13. Cermin

Orang yang dirundung biasanya jadi nggak percaya diri lagi seperti yang ada di puisi ini.

Isinya:

Aku lihat wajahku di cermin,
Tapi yang kulihat adalah hasil ejekan mereka.
Mata ini tak lagi percaya,
Karena terlalu lama ditertawakan dunia.

Baca juga, Yuk! Apa Saja Pantun untuk Guru yang Menyentuh Hati dan Menginspirasi? Temukan Jawabannya Disini!

14. Senyum yang Kupelajari

Terbiasa diejek dan perlakukan buruk kita bisa jadi mati rasakan? Seperti yang digambarkan di puisi ini.

Isinya:

Senyumku bukan karena bahagia,
Tapi karena kutahu, menangis pun sia-sia.

15. Seragam Sekolah

Isinya:

Seragam ini seharusnya sama,
Tapi perlakuan tak pernah adil rasanya.
Ada yang tertawa, ada yang tertekan.

Aku bawa buku, mereka bawa luka,
Aku ingin belajar, mereka ingin menyiksa.
Dan guru? Kadang pura-pura buta.

16. Balas dengan Diam

Korban perundungan yang tidak ikut merundung orang lain nyatanya Hiro sejati yang memutus tali perundungan seperti di pusing ini.

Isinya:

Aku tak membalas dengan kata,
Karena diamku cukup berkata.
Bahwa aku tak akan jadi seperti mereka,
Menyakiti tanpa rasa.

Diamku bukan kekalahan,
Tapi cara untuk tak ikut dalam kehancuran.
Biarkan mereka bersuara,
Aku memilih menjaga jiwa.

17. Bersama Diri Sendiri

Berteman dengan diri sendiri daripada dengan orang yang membully kita selalu lebih baikkan? Tidak ada kemunafikan seperti di puisi ini.

Isinya:

Akhirnya aku berteman dengan diri sendiri,
Satu-satunya yang tak pernah pergi.
Mereka mencaci, aku merangkul,
Meski luka, aku tetap utuh.

18. Tangis di Toilet Sekolah

Terinspirasi dari salah satu anti perundungan puisi tentang bullying brainly, toilet sering kali jadi tempat ternyaman jauh dari para pelaku bullying di sekolah.

Isinya:

Toilet jadi ruang pengakuan,
Di mana tangis tak perlu alasan.
Tak ada tawa pura-pura,
Tak ada mata yang menghakimi.

Dinding-dinding itu lebih memahami,
Daripada wajah-wajah penuh ironi.
Di sana aku bisa lepas,
Walau hanya lima menit tanpa topeng palsu.

19. Bukan Lemah

Korban perundungan yang kuat menahan dirinya, tahukah kalau kalian lebih hebat daripada orang yang merundung kalian? Seperti di puisi ini.

Baca juga, Yuk! 15 Puisi tentang Alam dan Penciptanya yang Bikin Bersyukur

Isinya:

Aku diam bukan karena takut,
Tapi karena aku tak ingin jadi jahat.
Mereka pikir aku lemah,
Padahal aku kuat menahan amarah.

20. Akhirnya Aku Bicara

Terakhir untuk puisi tentang bullying atau perundungan ini, ada penutup puisi berjudul Akhirnya Aku Bicara dimana menunjukkan kalau suara kita para korban perundungan bisa menguatkan orang lain terkhusus para korban juga.

Isinya:

Hari ini aku bicara,
Bukan untuk balas dendam.
Tapi untuk menyelamatkan,
Yang seperti aku kemarin.

Aku tahu rasanya dilukai,
Dihina sampai harga diri pun hilang.
Tapi diam bukan lagi tempat aman,
Karena suara adalah kekuatan.

Jika aku bisa bangkit,
Kau juga bisa.
Hari ini aku bicara,
Untuk kita semua.

Nah itu dia tadi beberapa kumpulan puisi tentang bullying atau perundungan yang bisa kamu pakai sebebasnya untuk berbagai kebutuhan.

Kalau kamu merasa puisi-puisi yang ada di sini masih kurang atau ada puisi lain tentang bullying yang kamu butuhkan, kamu bisa memanfaatkan Brainly untuk puisi tentang bullying brainly dengan kata kunci: pembullyan puisi tentang bullying brainly.

Semoga semua puisi tentang bullying 3 bait sampai 8 bait bisa membantu kamu menemukan apa yang kamu butuh ya! Apa kita buat puisi tentang bullying bahasa inggris juga ya? Karena kata-kata Inggris bisa punya makna yang dalam juga lho.

Coba dong spill kamu paling suka judul apa dari semua puisi di sana atau ada kepikiran puisi tentang bullying lainnya lagi? Komen yuk!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini