What I Do During Corona Bab 9

What I Do During Corona? Bab 9 – Keliling. “Senya, ayo naik ke mobilnya!” Panggil papa dari halaman depan.

“A..ku, da..tang!” Jawab gadis itu putus-putus. Gimana nggak? Lihat aja keringat yang membasahi dahinya padahal cuaca sedang sore berangin, belum lagi nafasnya yang tersenggal-senggal dan… tumpukan barang di tangannya itu.

“Senya,” mama yang sudah masuk mobil dan duduk di kursi depan nampak tak bisa berkata-kata. “Kita cuma pergi sebentar, bukan pindah nak!”

“Karena itu kita harus perginya lama, ma!” Balas Senya, hoho pintar sekali dia menjawab sekarang. Sebenarnya apa yang terjadi? Mari kita putar ke empat puluh menit yang lalu.

“Stop, phone!” Mama menarik paksa ponsel Senya. Dianya? Sudah jelas memasang tampak protes. “Udah dari pagi sampai sore ini kamu main ponsel teruskan?” Lanjut mama.

Gadis cantik nan mungil itu menghela nafas, “Terus aku harus apa, Ma?” Tanyanya.

“Kan ada banyak kegiatan lain!”

“Kegiatan apa Ma? Main? Ayah bilang nggak boleh sering dimainin nanti rusak. Belajar? Udah selesai. Baca buku? Aku baru selesai marathon enam novel kemarin.” Gadis itu gak mau kalah. Bibirnya tersungging merasa telah menang melihat mama yang tak bisa menjawab.

Mama menghela nafas, “Duh, kamu ini kebanyakan di rumah. Kita harus cari kegiatan lain yang nggak berhubungan sama gadget!” Kata mama sambil menarik tubuh Senya yang ringan dari sofa, anak itu manut saja.

Mereka sekarang berdiri di teras dan memandangi sekitar. Mama nampaknya sangat berkeras tidak ingin anak gadisnya main ponsel terus. Dia sibuk memikirkan ide kegiatan apa ditemani Senya. Ayah yang baru saja selesai membersihkan mobil, keheranan. Dia bertanya, “Pada ngapain nih?” Dengan sumringah.

“Ini lho yah, mama bingung kegiatan apa yang harus kami lakukan tanpa ponsel? Anak semata wayangmu ini, udah berjam-jam kerjanya hanya main ponsel.” Jawab mama. Senya geleng-geleng kepala, ‘kan mama ujungnya ngadu sama ayah juga.

“Wah!” Seru ayah, yang menarik atensi mereka. “Kenapa kita nggak keliling aja? Mobil baru aja balik dari tempat servis dan baru selesai dicuci. Ayah tadi kebetulan pengen ngecek mesinnya.”

“Keliling? Kemana?” Keduanya bertanya serentak. Hening seketika, lalu sedetik kemudian semua tertawa.

“Hmm, keliling sini-sini aja.” Jelas ayah.

Mama menatap khawatir, Senya tahu apa yang bakal mama katakan. “Emangnya aman yah? Lagi corona gini, masa keluar.” Tepat sekali Senya!

“Aman dong, kan kita hanya di dalam mobil.” Ayah nyengir. “Kita nggak akan keluar sama sekali, karena itu semua kebutuhan kita sediakan sekarang.”

Dan inilah mereka sekarang, sedang mengelilingi jalanan kota yang ramai akibat malam minggu dengan mobil. Mereka sama sekali tidak keluar, hanya mengelilingi jalanan kota ditemani snack dan Senya yang sibuk menggambar pemandangan matahari terbenam di depannya sambil mendengarkan musik radio dan obrolan orang tuanya.

Langit malam menghampiri dan jalanan dihiasi cahaya warna merah dan kuning dari berbagai kendaraan. Senya sekarang berpindah duduk ke depan atau lebih tepatnya di pangku mama, untuk menonton pemandangan jalan raya yang macet sambil mulutnya gak berhenti ngunyah keripik. Hal-hal yang sederhana ini, ternyata kalau dinikmati sangat indah dan mungkin akan kita rindukan suatu saat.

Begitulah kegiatan Senya yang kini bertambah lagi, Mama memutuskan untuk sekali seminggu keluar dan jalan-jalan keliling jalan raya saja, kayak tadi. Dengan begitu mata Senya jadi dapat beristirahat dari gadget dan pemikirannya pun terbuka karena belajar dari memperhatikan keadaan orang di sekitarnya.

pelajaran di jalan raya

Baca selanjutnya: What I Do During Corona? Bab 10 #Flashfic

Baca sebelumnya: What I Do During Corona? Bab 8 #Flashfic

What I Do During Corona? Bab 9 What I Do During Corona? Bab 9

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here