What I Do During Corona? Bab 7 – Belajar Hal Baru. “Bosan!!!!” Gadis itu berteriak. Membuat mama yang sedang mengerjakan pekerjaannya jadi salah klik. Ya, Senya sekarang sedang berada di ruang kerja ayah dan mama.
“Ada apa Senya?” Tanya mama, menurunkan sedikit kacamatanya ke hidung.
“Aku bosan, ma.” Perempuan itu tampak murung, dia bersikap acuh tak acuh pada pensilnya yang jatuh dan menggelinding di lantai.
Mama berdiri dan memungut pensil itu lalu menyerahkannya pada Senya, anak itu pun mengambil dengan malas. “Begitu, ya.” Balas mama sambil mengelus kepala putrinya. “Kalau begitu, kamu mau melanjutkan gambarmu bersama mama?” Wanita itu mencoba memberi solusi dan dengan cepat Senya menggeleng, dia sudah bosan banget dengan yang namanya “menggambar” karena selama beberapa hari ini, itu saja kerjanya. Bahkan pensil gambar yang baru dibeli minggu lalu pun sudah tersisa tinggal setengahnya. Mama kembali berpikir.
“Sudahlah, mama lanjut kerja saja.” Senya menghela nafas kasar. “Aku mau mau main ponsel saja, kurasa sekarang itu sudah penuh.” Anak itu hendak beranjak pergi.
Mama dengan cepat mencegatnya, “No, no! Kamu baru main ponsel beberapa saat, nanti matamu rusak.” Mata mama nampak marah, tegas sekali nadanya bikin Senya sedikit bergidik. “Begini saja, bagaimana kalau kita belajar?” Dia memberi solusi lagi, kali ini diselingi senyuman.
“Belajar…?”
Belajar yang mama maksud ternyata adalah belajar keterampilan. Senya duduk dipangkuan mama, dengan tangan yang memegang mouse dan tangan mama yang berada di atasnya. Mereka hendak membuat desain rumah dengan Autocad, mama yang seorang arsitek dan akrab dengan software itu mengajar Senya cara menggunakannya. Senya yang dari dulu sudah mengagumi mamanya jadi makin mengagumi sosok wanita cerdas itu. Lihatlah, matanya nyaris keluar karena memelototi mama.
“Selesai!” Keduanya berseru bangga. Akhirnya desain rumah pertama Senya berhasil. Membutuhkan beberapa jam tapi ketika jadi entah kenapa ada perasaan puas. Padahal kalau melihat milik mama, punyanya masih kalah jauh.
“Aku suka banget dengan ini, ma!” Anak itu berbinar-binar. Mama hanya balas tertawa.
“Asyikkan? Mama juga suka ngerjain ini, sepertinya bakat mama nurun ke kamu nih!” Balas mama tersenyum, dia tertawa kencang begitu Senya mengangguk penuh percaya diri.
“Boleh aku buat lagi?” Senya ketagihan nih.
Tapi, “Tidak!!” Mama cepat-cepat menjawab. “Kalau kamu buat lagi, bisa-bisa kerjaan mama gak kelar-kelar! Mana kliennya butuh cepat nih.” Wanita itu panik. Senya tertawa, dia akhirnya mengizinkan mama mengerjakan pekerjaannya juga. Dia memutuskan untuk tidur siang, setelah mama berjanji akan mengizinkannya membuat desain rumah lagi dilain waktu. Wah, wah… lihat wajahnya. Sepertinya dia sudah memutuskan nih cita-citanya apa, mau jadi arsitektur!
Baca selanjutnya: What I Do During Corona? Bab 8
Baca sebelumnya: What I Do During Corona? Bab 6
what i do during corona? bab 7 what i do during corona? bab 7 what i do during corona? bab 7